Guna mengangkat kembali sejarah kepaksian Buay Nyerupa, mahasiswa KKN Kependidikan Terintegrasi FKIP Universitas Lampung (Unila) menginisiasi dibentuknya sanggar seni dan budaya adat Buay Nyerupa, Sukau, Lampung Barat.
Untuk menggagas dibentuknya sanggar, Sabtu (3-7), mahasiswa mengadakan rapat dengan menghadirkan ketua PLT FKIP Unila dan Raja Buay Nyerupa. Selain itu, hadir pula sekretaris dan kabid Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Komunitas Pencinta Budaya Lambar, koordinator kabupaten KKN, dan mahasiswa KKN di Sukau.
Ketua PLT FKIP Unila Mulyanto Widodo mengatakan KKN Unila tahun ini terbagi menjadi dua model, yaitu KKN Kependidikan yang terdiri dari Fakultas KIP dan KKN nonkependidikan yang terdiri dari fakultas selain FKIP.
Salah satu program unggulan KKN Kependidikan adalah pengembangan seni dan budaya. Di Kecamatan Sukau, diprogramkan pembentukan sanggar seni dan budaya khas Buay Nyerupa.
Mulyanto mengatakan ide ini sangat baik, bahkan untuk konsentrasinya tidak hanya pada seni tari, tetapi juga pada seni musik, drama, serta pengembangan kerajinan khas Buay Nyerupa.
Raja Buay Nyerupa Pun Dalom Salman Parsi Bergelar Sultan Piekulun Jayadiningrat mengungkapkan dalam kepaksian Sekalabrak ada empat kebuayan, yakni Buay Belunguh, Buay Bejalan di Way, Buay Pernong, dan Buay Nyerupa.
Buay Nyerupa memiliki wilayah paling luas, mulai dari Sukau, Liwa, hingga Ulu Krui. Untuk menjaga kelestarian budaya setempat, kerajaan menyambut baik iktikad mahasiswa Unila untuk menghidupkan kesenian di wilayah ini. Warga sekitar siap bekerja sama dengan mahasiswa.
Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Nyoman Mulyawan mengungkapkan Lambar memiliki potensi budaya yang sangat besar untuk dikembangkan. Dia berharap sanggar seni Buay Nyerupa bisa eksis sehingga dapat dikirim untuk lomba-lomba di tingkat provinsi maupun nasional.
Bahkan, pada Festival Teluk Stabas pada 29 Agustus 2013, Nyoman mengundang secara khusus sanggar Buay Nyerupa untuk ikut lomba tari kreasi dengan binaan mahasiswa KKN. (ASP/S2)
Sumber : Lampost.co